Sabtu, 03 Juli 2010
MENGAJAR ITU "NIKMAT"
Mengajar itu "Nikmat"
Oleh H. NANANG KUSNADI, S.Pd
Mengajar
Sebagai seorang guru ada kalanya merasa bosan dan jenuh dalam mengajar, menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, bahkan ketika dibebani dengan tugas-tugas lain seperti membuat administrasi kelas, kisi-kisi soal, RPP dan Silabus, semua yang ada hanya beban kerja sebagai guru yang sangat berat, benarkah demikian, bukankah guru termasuk orang-orang yang beruntung diberi amanat untuk memberikan ilmu kepada orang lain yang nantinya menjadi sumber ladang pahala.
Seharusnya menjadi guru merupakan suatu kebanggaan yang tak ternilai karena guru merupakan bagian dari orang yang ikut “mencetak” petinggi negeri ini. Bahkan ketika UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disahkan, profesi guru sangat dihargai sekali sebagai tenaga profesional yang sejajar dengan tenaga profesi lainya seperti dokter, pengacara, Jaksa dan lainnya.
Untuk menjadi tenaga profesional tentu bukan sesuatu hal yang mudah karena perkembangan zaman yang begitu cepat terutama dalam bidang teknologi sehingga dituntut untuk mampu mengikuti. Sebagai contoh seorang dokter dalam menghadapi era teknologi seperti sekarang ini di tuntut harus dapat mengetahui berbagai macam peralatan canggih yang digunakan untuk penyembuhan penyakit demikian pula halnya seorang guru yang inovatif dan profesional dituntut untuk menguasai teknologi yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Banyak cara untuk menjadi guru yang inovatif dan profesional, antara lain adalah dengan konsep “ Motivation and action continuous improvement “
Motivation and action continuous improvement
Motivation atau motivasi berarti dorongan, daya batin dan semangat kejiwaan yang merupakan sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak, sedangkan action continuous improvement berarti tindakan perbaikan atau kemajuan yang terus menerus. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa menjadi guru yang inovatif dan profesional membutuhkan semangat untuk melakukan tindakan perbaikan secara terus menerus.
Dalam proses pembelajaran seorang guru membutuhkan motivasi yang dapat menggerakkan hatinya, pikirannya dan fisiknya untuk berbuat sesuatu perbaikan yang lebih baik secara terus menerus. motivasi tersebut ada pada satu kata yaitu “ Nikmat ” baik nikmat dunia maupun nikmat akhirat.
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia oleh Prof.Dr.J.S. Badudu dan Prof. Sutan Mohammad Zain, 1996 dijelaskan bahwa kata “ Nikmat “ berarti enak, lezat, memuaskan, menyenangkan, pemberian dan anugrah dari Allah subhana wata’ala.
Ada dua pengertian yang diambil dari arti tersebut yaitu menyenangkan dan pemberian dan anugrah dari Allah subhana wata’ala.
• Menyenangkan
Kata menyenangkan berarti menjadikan senang; membuat bersuka hati, membangkitkan rasa senang hati; memuaskan; menarik (hati) merasa senang (puas dsb).
Menjadi seorang guru yang inovatif dibutuhkan keyakinan pada diri sendiri dan mampu menumbuhkan rasa menyenangkan dalam mengajar karena dengan adanya keyakinan dan rasa menyenangkan akan tumbuh motivasi dalam mengajar, berusaha bagaimana pembelajaran dapat menyenangkan guru dan siswa, hal ini yang menjadi sumber utama guru dalam membuat inovasi pembelajaran.
• Pemberian dan anugrah dari Allah subhana wata’ala.
Pemberian yang tak ternilai adalah pemberian yang diberikan oleh Allah subhana wata’ala, sebagai manusia banyak sekali yang sudah diberikan oleh Allah subhana wata’ala sehingga kita harus selalu bersyukur dengan berbagai cara untuk mendapat nikmat yang lebih besar, seperti tercantum dalam Al-Qur’an : Qs. Ibrahim ayat 7
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Pemberian dan anugrah yang diberikan oleh Allah subhana wata’ala kepada guru merupakan sesuatu yang tidak dapat dibandingkan dengan profesi lain karena selain memberikan ilmu yang merupakan dakwah kepada orang lain juga merupakan ibadah yang tidak terasa yang hasilnya akan kita dapatkan nanti di akhirat hal ini yang menjadi motivasi bagi guru untuk meningkatkan inovasi dalam pembelajaran.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keuntungan seorang guru bukan hanya di dunia tetapi juga merupakan keuntungan di akhirat.
Dari kata “Nikmat” tersebut saya memulai untuk mengubah pola mengajar yang semula hanya mengikuti kebiasaan cara-cara konvensional yaitu mengajar dengan mengandalkan metode tiga “C” yaitu ceramah, catat, dan coba (latihan/beri tugas), dirubah dengan cara mengajar yang lebih inovatif yaitu belajar dengan menggunakan teknologi audio visual.
Penggunaan teknologi audio visual sebenarnya bukan sesuatu hal yang baru namun bagi sekolah yang belum memiliki sarana prasarana yang memadai merupakan suatu hal yang menarik sehingga ketika saya menerapkan pembelajaran menggunakan teknologi audio visual antusias dari siswa-siswi sangat tinggi sekali hal ini terlihat dari absensi siswa yang sebelumnya rata-rata 6.5 % ketidakhadiran turun menjadi 2.5 % ,dan yang lebih mengejutkan adalah hasil evaluasi siswa sebelum mengunakan teknologi audio visual rata-rata yang mencapai KKM kurang dari 50 % setelah menggunakan teknologi audio visual naik menjadi 90 % hal ini dapat dilihat dari daftar nilai harian siswa
Pembelajaran dengan Teknologi Audio Visual
Mengajar sebenarnya bukan hal yang mudah karena seringkali dalam proses pembelajaran guru kurang berhasil dalam mengajar hal ini terlihat dari hasil evaluasi akhir pembelajaran. Banyak sekali faktor –faktor yang mempengaruhi kegagalan dalam proses pembelajaran salah satunya adalah tehnik penyampaian materi kepada siswa yang kurang tepat.
Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) merupakan konsep pembelajaran yang menjadi dasar penggunaan teknologi untuk pembelajaran.
Dalam melaksanakan pembelajaran seperti ini sebenarnya tidak terlalu sulit dilakukan oleh guru karena hanya menggunakan alat sederhana yaitu sebuah Laptop atau komputer dan projector atau LCD tetapi memang guru dituntut untuk dapat mengoperasikan komputer terutama microsoft power point karena dalam penyampaian materi banyak sekali dibutuhkan kreatifitas guru dalam mengubah materi yang akan diberikan kepada siswa.
Ada beberapa manfaat penggunaan teknologi audio visual untuk membantu guru dalam proses pembelajaran antara lain :
1. Digunakan untuk presentasi
Penggunaan teknologi audio visual dengan menampilkan animasi dan film merupakan salah satu upaya untuk menarik dan memudahkan siswa menerima materi yang diberikan oleh guru sehingga tidak ada rasa jenuh dan bosan dalam proses belajar mengajar.
2. Digunakan untuk demonstrasi
Untuk menampilkan suatu kegiatan di depan kelas biasanya guru menggunakan tehnik demonstrasi, tetapi hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi audio visual sebagai contoh pembelajaran IPA (sains) dengan kompetensi dasar 5.1 Membandingkan sifat dan kemampuan menghantarkan panas dari berbagai benda. Ketika menjelaskan materi perpindahan panas secara konduksi yaitu perpindahan panas melalui zat perantara tanpa disertai perpindahan zat perantaranya, hal ini sangat sulit dipahami oleh siswa karena perpindahan panas tersebut tidak dapat dilihat secara kasat mata, namun dengan menggunakan teknologi audio visual dan software yang ada proses perpindahan panas tersebut dapat dilihat secara langsung sehinga pembelajaran seperti ini tentu tidak akan membosankan bagi siswa maupun bagi guru sebagai pembimbing.
3. Digunakan untuk Laboratorium bayangan
Dengan menggunakan beberapa software yang ada siswa dan guru dapat melakukan percobaan di depan kelas tanpa perlu dilakukan di ruang laboratorium
4. Digunakan untuk media interaktive
Guru dan siswa dapat melakukan kegiatan seperti tanya jawab, kuis evaluasi dan lainnya dengan menampilkan pertanyaan yang menarik dan mudah dimengerti oleh siswa.
Dalam melaksanakan pembelajaran seperti ini sebenarnya tidak terlalu sulit dilakukan oleh guru karena hanya menggunakan alat sederhana yaitu sebuah Laptop atau komputer dan projector atau LCD tetapi memang guru dituntut untuk dapat mengoperasikan komputer terutama microsoft power point karena dalam penyampaian materi banyak sekali dibutuhkan kreatifitas guru dalam mengubah materi yang akan diberikan kepada siswa.
Langganan:
Postingan (Atom)